CANDI PARI PORONG SIDOARJO

Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini

JEMBATAN PORONG-GEMPOL

Jembatan Porong Gempol dibangun pada masa penjajahan belanda, merupakan jalan penghubung yang sangat vital.

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK DI GEMPOL

Penghasilan masyarakat gempol di bidang pemanfaatan afalan perusahaan yang diperuntukkan masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak baik langsung ataupun tidak langsung, afalan ini kemudian dikelolah dengan dikordinir oleh karya muda dengan kapasitas pekerja Rata-rata 200 orang bahkan mencapai 400 orang tiap harinya, upah pekerja dibayarkan langsung

CANDI BELAHAN ATAU CANDI SUMBER TETEK

Candi Belahan atau Candi sumber Tetek terletak di wilayah Dusun Belahan, Desa Wonosonyo, Kecamatan Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, tepatnya sekitar 40 km dari kota Pasuruan. Candi ini sebenarnya kalau dilihat dari arsitektur bangunannya merupakan petirtaan yang sangat unik dan mempesona, karena terdapat dua patung wanita Dewi Sri serta Dewi Laksmi.

LUMPUR LAPINDO

Bencana Lumpur Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

BANYU BIRU PASURUAN

Salah satu wisata favorit di Pasuruan, di banyu biru ini terdapat 4 kolam renang dan beberapa play ground. dari 4 kolam renang tersebut 2 diantaranya adalah kolam renang asli yang airnya dari sumber, air berwarna putih jernih agak kebiru-biruan, warna keliatan agak biru karena air sumber yang dalam.Wisata Alam banyu biru terletak disebelah Selatan kota Pasuruan,sekitar 30 menit perjalanan dari kota Pasuruan.

TITIK RAHMAWATI, S.IP, S.Pd.I (Bunda Titik)

Bunda Titik lahir di Wonoayu Gempol Pasuruan dan menyelesaikan pendidikan ilmu politik di Universitas Airlangga dan melanjutkan pendidikannya di IKIP PGRI Jember jurusan kependidikan. Berperan aktif dalam pendidikan PAUD dan TK dan mempunyai Lembaga Kursus Global di Tempel Pasuruan. Saat ini tinggal dan sebagai warga Surabaya namun dia ingin Gempol mencapai kejayaan seperti zaman Majapahit.

SMK WALISONGO 1 GEMPOL

SMK WALISONGO 1 GEMPOL adalah SMK terbesar se Kabupaten Pasuruan. Di dalamnya memiliki fasilitas yang memadai dan memiliki tenaga pengajar dari luar negeri (native speaker). Tidak hanya itu, SMK Walisongo 1 yang lebih dikenal dengan sebutan SWASA ini juga memiliki bibit-bibit penerus bangsa dan pengusaha yang tak kalah hebat dari SMK Negeri lainnya.

Kamis, 02 Juni 2016

PERPADUAN PAWANG HUJAN KI JOKO SAPU JAGAD (BEKASI) DAN KI TIRTO SAPU JAGAD, MENGAKIBATKAN SURABAYA BANJIR HUJAN

Dunia pawang hujan menjadi gempar setelah mengetahui peristiwa aneh yang terjadi hari Senin 30 Mei 2016. Cerita di mulai ketika ibu Citra dari PT. Fajar Mas Murni beralamat jl. Raya Narugong no 214 Rawa Lumbu Bekasi meminta jasa pawang hujan Ki Joko Sapu Jagad  untuk membantu mengamankan acara yang diadakan di lapangan (out door) agar hujan digeser atau dipindahkan ke tempat lain.

Waktu menunjukkan jam 06.30 WIB, langit di Bekasi terlihat mendung dan gelap. Ki Joko Sapu Jagad mengadakan ritual sederhana dan tiba terlihat di angkasa terjadi perubahan yang luar biasa. Awan hitam tiba-tiba bergeser ke kanan dan ke kiri dan berjalan beriringan sehingga lokasi acara menjadi terang. Acara menjadi lancar dan sukses padahal beberapa hari sebelumnya Bekasi selalu diguyur hujan. Dan kira-kira kemana awan tersebut pergi.
Misteri ini akhirnya terjawab, ternyata saudara Ki Joko Sapu Jagad yang berada di Surabaya yakni Ki Tirto Sapu Jagad juga sedang mempawangi acara pameran di Sidoarjo. Perpaduan kedua pawang yang sedarah ini membuat awan bergeser dari Bekasi ke Surabaya. Dalam ilmu perpawangan hujan, ilmu ini kategori termasuk tingkat tinggi karena bisa memindahkan hujan dengan jarak yang jauh sekali antara Bekasi Jawa Barat menuju ke Surabaya (Jawa Timur) Dalam sekejab awan berpindah tempat. Awan tersebut beriringan dan diikuti awan yang lain menuju ke Surabaya. Hal ini bukan hal yang aneh dalam dunia gaib karena Jin bisa pindah ke tempat lain dalam sekejab mata. Cerita ini seperti tidak masuk akal dan mustahil namun penulis menemui pawang yang bersangkutan dan menceritakan apa adanya peristiwa itu. Hari berikutnya Surabaya berlangsung normal tanpa ada hujan deras lagi. Dan bukan saja Surabaya yang diguyur hujan, Sidoarjo, Mojokerto dan Nganjuk diguyur hujan (Jawa Timur).
Akibatnya di Surabaya pada hari Senin 30 Mei 2016 jam 16.00 terjadi hujan deras yang merata di semua wilayah Surabaya dan sekitarnya. Menurut badan  meteorology, kejadian ini peristiwa aneh. Tidak biasa Surabaya terjadi hujan seperti itu dan menimbulkan banjir. Surabaya beruntung mempunyai walikota yang peduli dengan masalah banjir sehingga banjir di Surabaya berlangsung cepat dan air cepat surut namun di sebagian tempat masih banjir.
 BACA BERITA TANGGAL SENIN, 30 MEI 2016 SURABAYA BANJIR
VIDEO SURABAYA BANJIR 30 MEI 2016

Selasa, 31 Desember 2013

PEMBANGUNAN SEKSI 1 SEGERA DIBANGUN

Direktur Utama PT Transmarga Jatim Pasuruan (TJP), Hengki Herwanto,(kedua dari kiri)  tengah menandatangani kontrak pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan dengan Kontraktor Pelaksana yang akan membangun jalan tol tersebut, di Komplek wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat (7/12) lalu.
Info Tol (12/12): Jumat (7/12) kemarin merupakan hari bersejarah bagi PT Transmarga Jatim Pasuruan (TJP) sebagai Badan Usaha Pengelola Jalan Tol Gempol-Pasuruan. Saat itulah kontrak pembangunan Jalan Tol Gempol- Pasuruan Seksi 1 dengan PT Adhi Karya, sebagai kontraktor pelaksana ditandatangani. Sedangkan untuk seksi A2 digarap oleh PT Waskita Karya. Bersejarah, dikarenakan pembangunan Jalan Tol Gempol- Pasuruan yang sudah dicanangkan sejak tahun 90- an yang lalu, baru saat ini akan benar-benar terwujud.
Acara penandatangan pun unik, karena biasanya diselenggarakan dalam kantor, hotel, atau tempat formal lainnya, kali ini diselenggarakan di  kawasan wisata Gunung Bromo, Probolinggo. Acara ini dihadiri pula oleh  Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga, Abdul Hadi, dan Direktur SDM Jasa Marga M. Najib Fauzan. Selain dari PT Jatim Marga Utama, BPJT, serta instansi terkait lainnya.
Hengki menggambarkan acara penandatangan kontrak ini bak resepsi perkawinan  “Kami ingin acara akad ini dibuat resepsi dan disaksikan kedua orang tua,” tutur Hengki Herwanto, Direktur Utama PT TJP. Sementara itu Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman , selain mengungkapkan surprise karena baru kali ini ada acara penandatanganan kontrak dilakukan di atas gunung, dia berpesan untuk segera mempercepat pembebasan tanah agar bisa memulai pembangunan fisiknya. “Jangan sampai jalannya gak Rampung-Rampung,” gurau Adityawarman.
Saat ini progres pembebasan lahan untuk proyek Jalan Tol Gempol-Pasuruan telah mencapai 82%. Diharapkan jalan lahan akan segera terbebaskan seluruhnya, hingga proyek pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan seksi I yang akan dimulai Januari 2013 ini dapat diselesaikan dan dioperasikan pada awal tahun 2014 mendatang.
PT TJP merupakan anak perusahaan Jasa Marga  yang memiliki konsesi pengelolaan Jalan Tol Gempol-Pasuruan sepanjang 34.14 km. Jalan tol ini akan terhubung dengan jalan tol Surabaya-Gempol dan Jalan Tol Gempol Pandaan.
Acara penandatanganan kontrak pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan ini juga dimeriahkan oleh konser tunggal seni,an Ebiet G. Ade yang diiringi group band Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol, Asamba. Acara yang dilangsungkan dalam sergapan hawa dingin itu dihadiri sekitar 250 penonton yang sangat antusias, dan juga antusias pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan segera terlaksana. qqq (Roedi Poerwanto-TJP, edited by Komper)
Klik disini untuk profil Jalan Tol Gempol-Pasuruan, atau website PT TJP

DUKUNGAN SUARA UNTUK WIDYASWARA (PENCIPTA LAGU)

INDONESIA DIGITAL ICON adalah ajang pencarian Artis baru dalam bidang musik hasil kerja sama antara UZONE (by Telkom) dan RCM (Republik Cinta Management)

INDONESIA DIGITAL ICON mencari artis baru meliputi :


  1. Penyanyi (solo/ duet/ group)
  2. Pemain alat musik (drum/ gitar/ bass/ piano)
  3. Pencipta lagu (lagu dapat dibawakan sendiri atau oleh orang lain)
  4. Spesial bakat lainnya dalam bidang musik
Syarat Mengikuti INDONESIA DIGITAL ICON :
  1. Warga Negara Indonesia
  2. Memiliki kemampuan di bidang vokal/ alat musik
  3. Usia (semua umur)
  4. Tidak atau sedang terikat kontrak kerja sama dengan pihak lain
  5. Setelah mendapat email balasan dari kami, jangan lupa untuk mencetak (print) email tersebut dan mencatat nomor registrasi. Itu dibutuhkan saat kamu datang ke lokasi audisi.
Sistem Penjurian INDONESIA DIGITAL ICON :
  1. Sistem penilaian dikumpulkan dari 70% penilaian juri dan 30% jumlah voting.
  2. Khusus selama Audisi Off Air ini akan di bagikan tiket WOW, dimana yang mendapatkannya otomatis berhak langsung lolos ke babak selanjutnya (Top 80).
Jadi ajaklah Orang tua, teman-teman, pacar, saudara, om, tantemu untuk mem-voting video kamu supaya hasil voting kamu tinggi...


CARANYA MUDAH :
1.       KLIK www.uzone.co.id dan DAFTAR DENGAN FACEBOOK/TWITTER
2.       MASUK KE SEARCH/PENCARIAN DAN KETIK JUDUL LAGU
a.       Ku tak marah
b.      Jangan biarkan
c.       Katakan saja
d.      Perpisahan
TERIMA KASIH




LAGU-LAGU WIDYASWARA :


1. LAGU JANGAN BIARKAN :
2.  LAGU KU TAK MARAH
3.  LAGU KATAKAN SAJA
4. LAGU PERPISAHAN
5. LAGU KEMBALILAH

Senin, 05 Agustus 2013

TUMPENG JADI REBUTAN WARGA BLITAR

SURYA Online, BLITAR-Sedikitnya 1.000 orang meramaikan peringatan Hari Jadi Blitar Raya yang ke-659, di pendopo kabupaten, Senin (5/8). Peringatan kali ini lain dengan biasanya karena kali ini sekalian memberikan nama pendopo.
Selama pendopo Kabupaten Blitar belum diberi nama. Bersamaan peringatan hari jadi Blitar Raya sore itu, pendopo yang penuh dengan ukiran kayu kuno itu diberi nama Pendopo Agung Ronggo Hadi Negoro. Itu diambil dari nama Bupati Blitar pertama, yang menjabat tahun 1851-1859.
"Pemberian nama itu untuk menghormati bupati pertama. Itu juga sudah kami musyawarahkan dengan semua pihak," kata Bupati Herry Noegroho saat ditemui di lokasi peringatan.
Peringatakan itu dimulai dengan mengarak dua tumpeng berukuran besar atau setinggi sekitar 1,5 meter. Kedua tumpeng berlainan namanya, yakni tumpeng Bopo Angkoso atau tumpeng lanang dan tumpeng Ibu Bumi atau tumpeng wadon.
Sesuai dengan namanya, untuk tumpeng wadon dilengkapi sayur-sayuran seperti kacang panjang, tomat, wortel. Sedang tumpeng lanang, dipenuhi lauk pauk, di antaranya, ayam panggang (ingkung). Kedua tumpeng itu merupakan melambangkan kesuburan warga Kabupaten Blitar.
"Karena ini bulan puasa, maka kedua tumpeng besar itu tak sampai diarak keliling kota. Pertimbangannya, di antaranya karena para pesertanya puasa semua, sehingga cukup diarak di sekitar pendopo saja," ujar Herry.
Dijelaskan Herry, kedua tumpeng itu merupakan simbol kehidupan manusia. Yakni, ada laki dan perempuan. "Itu juga mengambarkan kalau Kabupatan Blitar subur. Tumpeng lanang atau bopo angkoso itu turun dari kayangan diterima tumpeng wadon atau ibu bumi, sebagai simbol kesuburan," ungkap Herry.
Selain mengarak kedua tumpeng, para peserta juga mengarak foto para mantan bupati Blitar. Usai diarak, tumpeng itu dibawa dibawa masuk ke pendopo, untuk diserahkan ke bupati secara simbolis.
Selanjutnya, tumpeng dibagikan ke masyarakat yang menyaksikan peringatan hari jadi tersebut. Tak pelak, tumpeng itu jadi rebutan masyarakat. Itu merupakan momen yang ditunggu masyatakat setiap berlangsung peringatan hari jadi, mereka selalu menunggunya.
"Kami ingin mendapat berkah dari tumpeng itu karena habis disuguhkan pada bupati untuk memperingati kabupaten ini," ujar Suwondo (51), warga Kelurahan/Kec Sukorejo.

KHOFIFAH AKHIR MAJU CAGUB DENGAN NOMOR URUT 4

SURYA Online, SURABAYA - Calon Gubernur Jatim nomor urut empat Khofifah Indar Parawansa tidak mau mengulangi kekalahan menyakitkan dari Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) di pilkada 2009.
Ketua Muslimat NU Pusat ini sudah menyiapkan jurus jitu untuk mengantisipasi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi di pilkada mendatang.
Untuk itu dia sudah berbagi tugas dengan Calon Wakil Gubernur yang juga mantan Kapolda Jatim Herman S Sumawiredja.
Herman kebagian melakukan pengawasan dan monitoring secara lebih spesifik  baik masalah daftar pemilih tetap (DPT) hingga dalam pelaksanaan pencoblosan.
Selain itu, dia juga sudah meminta KPU pusat untuk mengajak lembaga-lembaga pemantau dan pengawas terutama dari pusat untuk memantau dan mengawasi  pelaksanaan pilkada di jatim mulai dari proses penggandaan kertas suara, percetakan, distribusi dan dpt.
Diakui Khofifah, pihaknya tidak boleh menghilangkah kekhawatiran bakal terjadinya kasus bangkalan di pilkada lalu yang membuatkan kalah tipis dengan Karsa.
"Karena itu harus dibangun kewaspadaan. KPU RI mudah-mudahan mau mengundang lembaga pengawas dan pemantau pemilu sebanyak-banyaknya. Kami memang harus berlari kencang untuk ini,"ujarnya.
Meski tetap waspada, ibu empat anak ini tidak mau larut dengan luka lama. Dia sadari semua orang pasti pernah melakukan khilaf dan salah.
"Dan ini momentum luar biasa kalau pernah ada khilaf, ada salah, ayo kita refleksi bersama jangan mengulangi kesalahan itu lagi,"tegasnya.

Jumat, 02 Agustus 2013

UNTUNG SUROPATI, PAHLAWAN INDONESIA DARI BALI

Untung Suropati (lahir: Bali, 1660– wafat: Bangil, Jawa Timur, 5 Desember 1706) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang di Pulau Jawa. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.
 
Asal-Usul Si Untung
Nama aslinya tidak diketahui. Menurut Babad Tanah Jawi ia berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van Beber, seorang perwira VOC yang ditugaskan di Makasar.

Kapten van Beber kemudian menjualnya kepada perwira VOC lain di Batavia yang bernama Moor. Sejak memiliki budak baru, karir dan kekayaan Moor meningkat pesat. Anak kecil itu dianggap pembawa keberuntungan sehingga diberi nama Si Untung.


Ketika Untung berumur 20 tahun, ia dimasukkan penjara oleh Moor karena berani menikahi putrinya yang bernama Suzane. Untung kemudian menghimpun para tahanan dan berhasil kabur dari penjara dan menjadi buronan.
 
Mendapat Nama Surapati
Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa raja Banten dikalahkan VOC. Putranya yang bernama Pangeran Purbaya melarikan diri ke Gunung Gede. Ia memutuskan menyerah tetapi hanya mau dijemput perwira VOC pribumi.
Kapten Ruys (pemimpin benteng Tanjungpura) berhasil menemukan kelompok Untung. Mereka ditawari pekerjaan sebagai tentara VOC daripada hidup sebagai buronan. Untung pun dilatih ketentaraan, diberi pangkat letnan, dan ditugasi menjemput Pangeran Purbaya.

Untung menemui Pangeran Purbaya untuk dibawa ke Tanjungpura. Datang pula pasukan Vaandrig Kuffeler yang memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Untung tidak terima dan menghancurkan pasukan Kuffeler di Sungai Cikalong, 28 Januari 1684.

Pangeran Purbaya tetap menyerah ke Tanjungpura, tapi istrinya yang bernama Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya pulang ke Kartasura. Untung kini kembali menjadi buronan VOC. Antara lain ia pernah menghancurkan pasukan Jacob Couper yang mengejarnya di desa Rajapalah.

Ketika melewati Cirebon, Untung bertengkar dengan Raden Surapati anak angkat sultan. Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Suropati. Surapati pun dihukum mati. Sejak itu nama Surapati oleh Sultan Cirebon diserahkan kepada Untung.

Terbunuhnya Kapten Tack
Untung alias Suropati tiba di Kartasura mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada ayahnya, yaitu Patih Nerangkusuma. Nerangkusuma adalah tokoh anti VOC yang gencar mendesak Amangkurat II agar mengkhianati perjanjian dengan bangsa Belanda itu. Nerangkusuma juga menikahkan Gusik Kusuma dengan Suropati.

Kapten Francois Tack (perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa) tiba di Kartasura bulan Februari 1686 untuk menangkap Suropati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC.

Pertempuran pun meletus di halaman keraton. Pasukan VOC hancur. Sebanyak 75 orang Belanda tewas. Kapten Tack sendiri tewas di tangan Pangeran Puger (adik Amangkurat II) yang menyamar sebagai prajurit Suropati.
Bergelar Tumenggung Wiranegara

Amangkurat II takut pengkhianantannya terbongkar. Ia merestui Suropati dan Nerangkusuma merebut Pasuruan. Di kota itu, Suropati mengalahkan bupatinya, yaitu Anggajaya, yang kemudian melarikan diri ke Surabaya. Bupati Surabaya bernama Adipati Jangrana tidak melakukan pembalasan karena ia sendiri sudah kenal dengan Suropati di Kartasura.
Untung Suropati pun mengangkat diri menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

Pada tahun 1690 Amangkurat II pura-pura mengirim pasukan untuk merebut Pasuruan. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui VOC.
Kematian Untung Suropati

Sepeninggal Amangkurat II tahun 1703, terjadi perebutan takhta Kartasura antara Amangkurat III melawan Pangeran Puger. Pada tahun 1704 Pangeran Puger mengangkat diri menjadi Pakubuwana I dengan dukungan VOC. Tahun 1705 Amangkurat III diusir dari Kartasura dan berlindung ke Pasuruan.
Pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura, dan Surabaya dipimpin Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di benteng Bangil akhirnya menewaskan Untung Suropati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706. Namun ia berwasiat agar kematiannya dirahasiakan.
Makam Suropati pun dibuat rata dengan tanah. Perjuangan dilanjutkan putra-putranya dengan membawa tandu berisi Suropati palsu.

Pada tanggal 18 Juni 1707 Herman de Wilde memimpin ekspedisi mengejar Amangkurat III. Ia menemukan makam Suropati yang segera dibongkarnya. Jenazah Suropati pun dibakar dan abunya dibuang ke laut.

Perjuangan Putra-Putra Suropati
Putra-putra Untung Suropati, antara lain Raden Pengantin, Raden Suropati, dan Raden Suradilaga memimpin pengikut ayah mereka (campuran orang Jawa dan Bali). Sebagian dari mereka ada yang tertangkap bersama Amangkurat III tahun 1708 dan ikut dibuang ke Srilangka.

Sebagian pengikut Untung Suropati bergabung dalam pemberontakan Arya Jayapuspita di Surabaya tahun 1717. Pemberontakan ini sebagai usaha balas dendam atas dihukum matinya Adipati Jangrana yang terbukti diam-diam memihak Suropati dalam perang tahun 1706.

Setelah Jayapuspita kalah tahun 1718 dan mundur ke Mojokerto, pengikut Suropati masih setia mengikuti. Mereka semua kemudian bergabung dalam pemberontakan Pangeran Blitar menentang Amangkurat IV yang didukung VOC tahun 1719. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan tahun 1723. Putra-putra Untung Suropati dan para pengikutnya dibuang VOC ke Srilangka.
Untung Suropati dalam Karya Sastra

Kisah Untung Suropati yang legendaris cukup banyak ditulis dalam bentuk sastra. Selain Babad Tanah Jawi, juga terdapat antara lain Babad Suropati.
Penulis Hindia Belanda Melati van Java (nama samaran dari Nicolina Maria Sloot) juga pernah menulis roman berjudul Van Slaaf Tot Vorst, yang terbit pada tahun 1887. Karya ini kemudian diterjemahkan oleh FH Wiggers dan diterbitkan tahun 1898 dengan judul Dari Boedak Sampe Djadi Radja. Penulis pribumi yang juga menulis tentang kisah ini adalah sastrawan Abdul Muis dalam novelnya yang berjudul Surapati.

Kepustakaan
Abdul Muis. 1999. Surapati. cet. 11. Jakarta: Balai Pustaka
Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Pranala luar
Artikel di bagian Pustakaloka - “Tenggelamnya Sebuah Roman”, KOMPAS 16 Agustus 2003

MAKAM MBAH RATU AYU BANGIL PASURUAN

Mbah Ratu Ibu juga disebut Mbah Ratu Ayu memiliki nama asliSyarifah Khadijah putri dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), cerita dimakamkannya Mbah Ratu Ayu Ibu di Bangil ini bermula. Ketika suatu saat putri Sunan Gunung Jati ini, mendadak dirundung rasa kangen yang begitu dalam kepada kedua putranya yang tengah belajar agama di pondok pesantren milik Mbah Soleh Semendi di daerah Winongan, yang tak lain adalah masih familinya.

Akhirnya berangkatlah beliau mengunjungi kedua putranya, Sayid Arif Segoropuro dan Sayid Sulaiman Mojoagung yang belajar di pesantren di Winongan. Namun sepulang menjenguk kedua putranya tersebut, Mbah Ratu Ibu mendadak sakit saat di daerah Bangil dan akhirnya meninggal. Setelah meninggal Syarifah Khadijah dimakamkan di pemakaman di daerah yang sekarang disebut dengan Wetan Alun karena memang letaknya di Wetan (Bahasa Jawa yang artinya Timur) dari alun-alun Bangil.


Komplek ini terletak persis dibelakang rest area swadesi, diperikirakan berumur sudah ratusan tahun, sebelumnya komplek ini tak ada bedanya dengan komplek-komplek makam yang lain, hanya komplek makam biasa, suatu saat ada seorang kyai dari daerah Lawang Malang bernama Kyai Ba'bud mengunjungi komplek ini dan menemukan sebuah makam yaitu makam Syarifah Khadijah, Kyai Ba'bud mempercayai kalau makam ini bukan makam dari orang biasa atau lebih tepatnya seorang wali menurutnya, maka kemudian dibangun sebuah kijing (bangunan makam) dan dalam perkembangannya dibangunkan sebuah gedung untuk menandai komplek tersebut, dalam komplek ini terdapat beberapa makam diantaranya makam Syarifah Khadijah (Mbah Ratu Ayu/Ratu Ibu), Abdullah Bin Abdur Rahman, dan pembantunya, serta makam KH.Qosyim Muzammil, juga terdapat satu makam lagi yang terpisah dari bangunan ini, terletak di sebelah timurnya yaitu makam Habib Qosim Basyaiban.

Makam Habib Qosim

Makam Habib Qosim
Makam Habib Qosim Basyaiban ini terletak dalam gedung sendiri dengan gaya kuno, terlihat dari bangunan gedung dan kijing yang jelas sekali kalau makam ini sudah sangat tua, memang belum diketahui persis kapan bangunan ini dibangun, tapi menurut H.NUR salah satu warga yang memiliki stan yang menjual busana muslim dan souvenir khas bangil persis di depan makam Mbah Ratu Ibu, makam ini juga sudah berumur ratuan tahun.

Komplek ini banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah dan berbagai kalangan, apalagi ketika digelar acara Haul peringatan wafatnya Mbah Ratu Ibu, ratusan peziarah dari seluruh pulau jawa dan dari berbagai daerah di seluruh nusantara berkumpul disini untuk memperingati Haulnya.

Souvenir dan Busana Muslim
Souvenir dan Busana Muslim
komplek pemakaman ini didukung dengan adaanya Masjid, Rest Area dengan rumah makan yang menyajikan makanan khas Bangil seperti Gule Sate serta lahan parkir yang cukup luas, di tambah lagi UKM-UKM khas seperti busana bordir, souvenir juga terdapat dalam satu komplek. Akses untuk menuju komplek ini juga sangat mudah karena terdapat Halte tempat transit travel, bus antar kota dan antar propinsi yang menuju Surabaya, Probolinggo, Banyuwangi, Bali dan Lombok, yang hampir semua berhenti di tempat ini yang dikenal dengan swadesi.

Keberadaan Mbah Ratu Ibu tersebut juga dikenal sebagai sosok waliyullah perempuan yang cukup terkenal dengan karomahnya. Dikisahkan dari warga sekitar areal makam, Syarifah khodijah ini, sejatinya adalah merupakan salah satu putri dari Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. "Pernah ada anak usia 12 tahun yang sejak lahir tidak bisa bicara. Tapi tiba-tiba bisa bicara setelah menghadiri haul Mbah Ratu Ibu ini, dan ini adalah salah satu karomah wali perempuan disini mas. Karena wali perempuan jarang, makanya karomahnya begitu hebat," ujar salah satu warga di sekitar makam.

WARGA DUSUN KETAPAN, PEKOREN KAB PASURUAN TOLAK PEMBAGUNAN TOL GEMPOL PASURUAN

Pasuruan (beritajatim.com) - Warga Dusun Ketapan, Desa Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan melakukan aksi unjuk rasa di jalan dusun setempat, Jumat (2/8/2013). Mereka menolak pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan.

Dalam aksinya, warga memblokir jalan yang selama ini dilalui truk pengangkut sirtu menuju lokasi proyek jalan tol. Mereka memblokir jalan dengan membakar ban. "
Rumah-rumah warga terkena debu, tidak ada kompensasinya," ujar Effendi, salah satu pengunjuk rasa.

Menurut Effendi, akibat terkena getaran lalu lintas truk-truk pengangkut sirtu dan alat-alat berat di lokasi proyek jalan tol Gempol-Pasuruan, tak sedikit rumah warga yang retak. "Kena getaran, banyak rumah yang retak. Apalagi di daerah sini tanahnya gerak," katanya.

Para pengunjuk rasa menilai, pelaksana proyek jalan tol Gempol-Pasuruan selama ini tidak peduli terhadap warga sekitar. "Selama ini tidak ada tanggapan. Warga sudah 3 kali ke PT Waskita, tapi tidak ditanggapi," ungkap Effendi kepada beritajatim.com.

Warga pun mengancam, mereka akan terus menggelar aksi hingga pelaksana proyek jalan tol Gempol-Pasuruan memberikan kompensasi kepada warga terdampak. "Kita aksi sampai PT Waskita menuruti kehendak kita," tandasnya.