CANDI PARI PORONG SIDOARJO

Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini

JEMBATAN PORONG-GEMPOL

Jembatan Porong Gempol dibangun pada masa penjajahan belanda, merupakan jalan penghubung yang sangat vital.

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK DI GEMPOL

Penghasilan masyarakat gempol di bidang pemanfaatan afalan perusahaan yang diperuntukkan masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak baik langsung ataupun tidak langsung, afalan ini kemudian dikelolah dengan dikordinir oleh karya muda dengan kapasitas pekerja Rata-rata 200 orang bahkan mencapai 400 orang tiap harinya, upah pekerja dibayarkan langsung

CANDI BELAHAN ATAU CANDI SUMBER TETEK

Candi Belahan atau Candi sumber Tetek terletak di wilayah Dusun Belahan, Desa Wonosonyo, Kecamatan Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, tepatnya sekitar 40 km dari kota Pasuruan. Candi ini sebenarnya kalau dilihat dari arsitektur bangunannya merupakan petirtaan yang sangat unik dan mempesona, karena terdapat dua patung wanita Dewi Sri serta Dewi Laksmi.

LUMPUR LAPINDO

Bencana Lumpur Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

BANYU BIRU PASURUAN

Salah satu wisata favorit di Pasuruan, di banyu biru ini terdapat 4 kolam renang dan beberapa play ground. dari 4 kolam renang tersebut 2 diantaranya adalah kolam renang asli yang airnya dari sumber, air berwarna putih jernih agak kebiru-biruan, warna keliatan agak biru karena air sumber yang dalam.Wisata Alam banyu biru terletak disebelah Selatan kota Pasuruan,sekitar 30 menit perjalanan dari kota Pasuruan.

TITIK RAHMAWATI, S.IP, S.Pd.I (Bunda Titik)

Bunda Titik lahir di Wonoayu Gempol Pasuruan dan menyelesaikan pendidikan ilmu politik di Universitas Airlangga dan melanjutkan pendidikannya di IKIP PGRI Jember jurusan kependidikan. Berperan aktif dalam pendidikan PAUD dan TK dan mempunyai Lembaga Kursus Global di Tempel Pasuruan. Saat ini tinggal dan sebagai warga Surabaya namun dia ingin Gempol mencapai kejayaan seperti zaman Majapahit.

SMK WALISONGO 1 GEMPOL

SMK WALISONGO 1 GEMPOL adalah SMK terbesar se Kabupaten Pasuruan. Di dalamnya memiliki fasilitas yang memadai dan memiliki tenaga pengajar dari luar negeri (native speaker). Tidak hanya itu, SMK Walisongo 1 yang lebih dikenal dengan sebutan SWASA ini juga memiliki bibit-bibit penerus bangsa dan pengusaha yang tak kalah hebat dari SMK Negeri lainnya.

Rabu, 10 April 2013

DENGAN BANTUAN YDSF, BUNDA TITIK BERHASIL MEMBANGUN RUMAH WAKMI WARGA VIADUK GEMPOL PASURUAN


Alhamdulillah Hirobbil Alamin. Puji syukur pada Allah SWT, hanya itu yang bisa terucap dari hati yang paling dalam ibu Sumiati dengan tetes airmata rasa haru bercampur bahagia. YDSF akhirnya memberi bantuan bedah rumah ibu Sumiati sebesar Rp 10.000.000,00 cash. Dan uang itu Saya (Ibu Titik Rahmawati) terima langsung hari Rabu tanggal 9 Januari 2013 tepat pukul 11.00 WIB di Kantor YDSF Jl. Kertajaya ….. Surabaya.
         Begitu diterimakan uang itu langsung saya tunjukkan ibu Sumiati di rumah Kalidami, yang kala itu tak bisa ikut mengambil langsung karena harus menjaga anak saya yang tertidur. Pesan yang terucap dari ibu Sumiati  sebelum saya pamit ambil bantuan ke YDSF,dalam bahasa Jawa “nduk, omongno matur suwun yo karo sing mbantu (YDSF) Allah sing mbales.” Pesan itu sudah Saya sampaikan ke Ibu yang mencairkan Bantuan. Dan terjawab Barokah Allah semoga YDSF tetap jaya dan terimakasih kepada para donatur YDSF semoga amal mereka diterima Allah dan diberikan rejeki yang lebih berlipat. Amin ya Robbal Alamin.
         Hari itu juga Saya ajak ibu Sumiati pulang ke Gempol, dan Saya berdiskusi dengan Ibu Hj. Dra Nurul Aini yang kebetulan masih Tante Saya. Kami bukan ahli membangun rumah, tapi kami harus hati-hati dan amanah dengan uang sebesar itu supaya rumah ibu Sumiati bisa berdiri kokoh. Beberapa hari kemudian (3 hari setelah pencairan) kami menemukan tukang Pak Yuswanto dengan seorang kuli Pak Agus  dan diborong dengan biaya Rp 2.675.000,00 untuk bongkar dan pasang berdiri tanpa bongkar bagian belakang. Ongkos borong itu Saya yang membawa dan Sisa uang sebesar Rp 7.325.000 Saya serahkan kepada Ibu Hj. Nurul Aini untuk pembelian bahan bangunan.
         Kami akhirnya sepakat bahwa bahan ada yang dibelikan bekas bongkar rumah Lapindo supaya irit/hemat seperti batu bata, dan beberapa kusen pintu dan jendela rumah. Untuk Pasir Hj. Nurul Aini meminta bantuan Saya untuk  membelikan ke pedagang pasir yang harganya lebih murah. Semua bukti itu memang tertera dikuitansi dan bon yang sudah disediakan untuk ditandatangani pedagang dengan membubuhkan tanda tangan dan nomor HP yang nanti bisa YDSF konfirmasi kebenarannya.
         Dalam pelaksanaan Bedah rumak Ibu Sumiati memang ada kekurangan biaya, tapi syukurlah ada bantuan dari berbagai pihak sehingga bedah rumah dapat terselesaikan. Yang penting rumah Ibu Sumiati sekarang sudah dikelilingi tembok bata sendiri, tidak lagi triplek dan pinjam tembok tetangga. Ada ruang tamu, 2 kamar tidur, saluran buangan air lancar, atap asbes, lantai sudah tidak tanah tapi sudah dilepo semen.
         Insya Allah jika ada rejeki kami akan buatkan tempat mandi dan WC karena sebagian bahan  batu bata sudah ada tinggal kekurangan pasir, kapur dan ongkos tukang. Untuk sementara yang penting rumah Ibu Sumiati sekarang sudah tidak roboh dan tidak bocor lagi. Pembangunan bedah rumah ini disesuaikan dengan biaya yang ada.









BUNDA TITIK MEMBEDAH RUMAH WAKMI WARGA VIADUK GEMPOL PASURUAN

Dengan rahmad Allah SWT, saya membuatkan proposal ini karena rasa prihatin mendengar cerita keponakan saya, kalau janda yang berusia 55 tahun ini harus bekerja keras untuk membantu menghidupi 2 cucunya yang Yatim dan masih sekolah madrasah. Ibu yang sudah mendekati masa lansia ini harus tinggal dirumah yang kondisinya sekarang sangat memprihatinkan. Entah apa jadinya kalo hujan sebentar lagi turun deras pasti rumahnya bocor sana sini. Rumah ibu yang kondisinya miring penyangga kayunya mungkin bisa saja roboh kalau tertimpa angin kencang. Berikut ini profil tentang ibu yang bisa saya tampilkan :
Nama                 : Ibu Sumiati (Mak Mi)
TTL                     : Jember, 13 April 1957
Alamat               : RT 02 RW III Viaduk Desa Gempol
                             Kec.Gempol Kab.Pasuruan.
Status                : Kepala Rumah Tangga (Janda)
Pekerjaan         : Pengasuh anak
Jumlah Anak     : 2 anak 
 
Anak yang pertamanya  berstatus janda dengan 5 anak yatim dan anak kedua pergi tanpa pamit orang tua yang sampai sekarang belum diketahui keberadaannya. Semoga Allah SWT membuka hati anaknya yang telah meninggalkan ibunya untuk kembali pulang bersilaturrahmi. Dan ibu  Sumiati diberi ketabahan dan kesabaran dengan cobaan ini. Amin Ya Robbal Alamin.
RUMAH SEBELUM DIBEDAH